ARIMediA

Friday, 27 September 2013

Sejarah awal kedatangan Cina di Kalimantan Barat



 Diperkiraakan tahun 1745an orang-orang cina di datangkan secara besar-besaran ke Kalimantan Barat oleh Sultan Sambas. Mereka didatangkan sebagai tenaga Rodi perkongsian tambang emas oleh Sultan Sambas dan Panembahan Mempawah di Monterado, kedatangan mereka di Monterado membentuk Konsi TaiKong (Parit Besar) dan Samto Kiaw (Tiga Jembatan)


Di Monterado, Setelah banyak dan merasa kuat, ditambah wewenang yang di berikan oleh sultan sambas, timbul lah sifat asli orang-orang cina tersebut, mereka sewenang-wenang dan sok kuasa dan menekan penduduk pribumi, maka sekitar tahun 1770 di Monterado terjadi peperangan dengan Suku Dayak dan menewaskan kepala suku Dayak. Sultan sambas menetapkan orang-orang cina hanya tunduk di bawah kekuasaan Sultan dan wajib membayar upeti tiap bulan kepada kesultanan sambas, mereka pun di berikan wewenang untuk mengatur pemerintahan local, pengadilan, keamanan wilayah nya dan lain-lain selayaknya Republik (Negara) kecil.semenjak itulah kesewenang-wenangan mereka makin menjadi-jadi dan penduduk pribumi merasa tertekan yang pada akhirnya mereka pindah ketempat aman dari orang cina.

Salah satu ketua perkongsian yang bernama Lo Fung, banyak menguasai perkongsian-perkongsian lain seperti perkongsian di Ngabang, Mempawah, Pontianak, dan Landak, yang pada akhirnya Lo Fung berhasil mendirikan sebuah Negara di Kalimantan Barat dengan nama Republik Lang Fong.
Semenjak kematian La Fung  pada Tahun 1795, tidak ada pemimpin yang cakap, dan Republik Lang Fong yang setiap tahun memberikan Upeti kepada Kaisar Cina akhirnya bubar. Ketua Kongsi yang bernama Sam Tiu Kiu melakukan penggalian emas di Sungai Raya, Singkawang membuat marah Tai Kong karena Sam Tiu Kiu menggali emas di wilayahnya (Monterado) tanpa izin, dan terjadi lah perang Tahun 1795. Dan  pada Tahun 1796 Sam Tiu Kiu yang berpusat di Sambas meminta bantuan kerajaan Sambas, menyerang Tai Kong dan berhasil mengalahkannya, tetapi dalam peperangan tersebut Panglima Tengku Sambo mati terbunuh, dan perang tersebut oleh Masyarakat Sambas dikenal denga Perang Tengku Sambo.

Pada Tahun, 1819 orang cina di Sambas dan Mandor melakukan pemberontakan dan tidak mengakui kekuasaan Penjajah Belanda, dan sebanyak 1000 orang cina menyerang markas Belanda di Pontianak
Pada Tahun 1850 orang cina (perkongsian Tai Kong, Sam Tiu Kiu, Mang Kit Tiu) melakukan pemberontakan terhadap kerajaan Sambas, pada peperangan tersebut kerajaan Sambas yang di pimpin oleh Sultan Abubar Tadjudin II hampir mengalami kekalahan, pada saat kritis tersebut Sultan Abubajar Tadjudin II berinisiatif meminta bantuan Penjajah Belanda, baru pada Tahun 1851 Kompeni Belanda dating ke Sambas yang di pimpin oleh Overste Zong, yang mengakibatkan Overste Zong mati pada saat merebut benteng pusat pertahanan cina semini Pemangkat.

Pada Tahun 1854 pemberontakan makin besar dan meluas terhadap kerajaan Sambas dan belanda, pemberontakan ini di dukung oleh orang cina di luar perkongsian, hal ini memicu pihak belanda mengirimkan pasukan tambahan ke sambas guna menumpas pemberontakan tersebut.
Barulah pada Tahun 1856 Republik Monterado yang didirikan oleh orang cina dan telah berdiri selama 100 Tahun dapat dikuasai, dan Tahun 1884, seluruh perkongsian cina di Kalimantan Barat di bubarkan oleh Belanda.

Tahun 1914 terjadi lagi pemberontakan yang dilakukan oleh keluarga pendiri Republik Monterado, dan di Mempawah oleh keluarga pendiri Republik Lan Fong. Pada saat pemberontakan tersebut, mereka mengancam, mengintimidasi dan memaksa penduduk pribumi Dayak dan Melayu untuk membantu pemberontakan mereka, karena tekanan dari cina maka Suku Dayak dan Melayu di daerah itu terpaksa ikut berperang membantu mereka.

Pada masa kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa kali terjadi insiden antara pendatang cina dengan Bumi putra di pontianak, salah satunya insiden yang disebabkan pendatang cina tidak bersedia mengibarkan Bendera Merah Putih di Kota Pontianak. dan tuduhan keterlibatan pendatang cina dengan gerakan Partai Komunis, yang mengakibatkan terjadinya penangkapan besar-besaran oleh ABRI terhadap pendatang ini.

Pada masa kini Pendatang cina sudah banyak yang membaur, banyak yang berasimilasi dengan Pribumi, banyak juga menikah dengan orang Pribumi, banyak juga yang menggunakan bahasa setempat walaupun bahasa nenek moyang nya masih digunakan.

Banyak juga di kalangan mereka yang ikut berpartisipasi dalam pembangunan, baik tingkat nasional maupun daerah Kalimantan Barat.dan walaupun terdiri dari bermacam-macam suku tetapi mereka menamakan dirinya Tionghoa, dan bahasa yang digunakan dinamakan bahasa Tionghoa.

Sumber : dari berbagai sumber


Artikel terkait : Sejarah Dayak Pompakng | Pengelompokan Suku Dayak Part 1 | Pengelompokan Suku Dayak Part 2 | Dayak Desa Kabupaten SanggauSejarah awal kedatangan Cina di Kalimantan Barat |

Lihat juga : Tutorial | IT News | Tokoh Islam | Islami | Sejarah Indonesia | Sejarah Dunia | Aplikasi | Driver | Foto | Video | Mp3




Terima kasih telah membaca artikel: Sejarah awal kedatangan Cina di Kalimantan Barat

No comments :